Rabu, 17 Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TERNAK (“Karateristik Telur Ayam kampung”)


LAPORAN PRAKTIKUM
 ILMU PEMULIAAN TERNAK
(“Karateristik Telur Ayam kampung”)


OLEH
NAMA                       : GORISMAN MATUALESI
NIM                            : L1A1 13 009
KELAS                      : A
KELOMPOK            : I ( satu)
ASISTEN  P.             : MELLY PRATIWI SETYAWATI

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2015




I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula adalah kebalikan dari istilah "ayam ras", dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah ayam buras singkatan dari "ayam bukan ras" bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya, tidak sekadar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri. Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah (Suprijatna et al, 2005).
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang sempurna, di samping murah, mudah didapat, lezat, serba guna untuk segala keperluan, kandungan gizinya juga lengkap. Kandungan gizi sebutir telur dengan berat 50 gram terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral (Sudaryani, 2003 ). Telur ayam lokal masih merupakan potensi yang besar terutama untuk daerah pedesaan, sementara konsumen di daerah perkotaan beranggapan bahwa ayam lokal lebih enak dibanding telur ayam ras.Ada perbedaan yang harus diketahui pada telur ayam ras dan telur ayam lokal. Dibanding dengan telur ayam ras telur ayam lokal memiliki keistimewaan antara lain telur ayam lokal per 100 gramnya memiliki kandungan 174 kalori, 10,8 gram protein, 4,9 mg zat besi dan 61,5 g retinol atau vitamin A. Selain itu, telur ayam lokal rasanya lebih gurih, dan amisnya lebih rendah. Oleh karena itu, telur ayam lokal tidak hanya dikonsumsi matang tetapi sering dikonsumsi segar atau mentah sebagai campuran madu, susu, atau jamu (Setiawan, 2008).
Telur tetas merupakan telur yang didapatkan dari induknya yang dipelihara bersama pejantan dengan perbandingan tertentu. Telur tetas mempunyai struktur tertentu dan dan masing-masing berperan penting untuk perkembangan embrio sehingga menetas. Agar dapat menetas telur sangat tergantung pada keadaan telur tetas dan penanganannya (Nuryati, et al., 1998).
1.2. Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik telur ayam kampung dan untuk mengetahui ukuran dimensi telur ayam kampong yang baik untuk di tetaskan.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari peraktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui
karakteristik telur ayam kampung dan mengetahui ukuran – ukuran telur ayam kampung yang baik untuk ditetaskan.









II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Telur Ayam Kampung
2.1.1. Telur Ayam Kampung
Telur ayam yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu telur ayam kampung atau buras dan telur ayam ras. Ciri telur ayam ras adalah berukuran lebih besar daripada telur ayam kampung (Hadiwiyoto, 1983). Kualitas telur dapat berbeda-beda tergantung pada cara penanganan induk dan produk telur di samping pengaruh faktor genetis. Kualitas telur terdiri dari dua bagian, yaitu dalam dan luar telur. Kualitas dalam telur antara lain kontaminasi tetes darah atau serabut daging serta warna kuning telur, kualitas luar telur antara lain ukuran dan bentuk, warna kerabang, permukaan dan ketebalan kerabang, serta porositas (Diwjanto dan Prijono, 2007).
2.1.2.Warna Telur Ayam Kampung
Kerabang telur sebagian besar berwarna atau beragam kecoklatan. Beberapa strain ayam menghasilkan telur dengan warna kerabang coklat gelap, sedangkan yang lainnya bervariasi keputihan. Pigmen coklat pada kerabang telur adalah porhpyrin yang secara merata tersebar ke seluruh kerabang (Suprijatna et al., 2005).
2.1.3. Tekstur Telur Ayam Kampung
Tekstur Telur Ayam Kampung dapat dilihat permukaan kerabang telur.kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik.  Kerabang telur merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku.  Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas.  Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan pembungkus telur paling luar.Tekstur telur ayam kampung dapat dilihat dan diraba, yaitu permukaan telur dapat berupa halus dan kasar(Suprijatna et al., 2005).
2.2. Ukuran – Ukuran Telur Ayam Kampung
2.2.1. Diameter dan Panjang Telur Ayam Kampung
North dan Bell (1990), komposisi fisik dan kualitas telur ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bangsa ayam, umur, musim, penyakit, lingkungan (suhu dan kelembaban), pakan dan sistem pengelolaan ayam tersebut.
Ukuran bentuk telur biasa dinyatakan dengan indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan 100 %. Adapun panjang telur ayam kampung yang idealnya adalah kurang lebih 5 cm, sedangkan lebar telur ayam kampung adalah 4 cm (Suprijatna, 2005).
2.2.2. Berat / bobot Telur Ayam Kampung
Hasil pembibitan open nucleus yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak Ciawi, ayam kampung berproduksi telur selama 12 minggu sebesar 43,24% hen day, jumlah telur 36,32 butir per ekor dalam 12 minggu, bobot telur 30 g per butir dan rataan bobot telur selama 12 minggu sebesar 40 g per butir (Zainuddin et al., 2005).

2.2.3. Indeks
Indeks telur normal berkisar 70 – 75% (Yuwanta, 2004). Nilai indeks telur ini masih dalam kisaran bentuk telur yang baik untuk menghasilkan daya tetas yang tinggi.Ini sesuai dengan pernyataan Asep (2000) bahwa indeks bentuk telur antara 72 – 80% menunjukkan hasil daya tetas yang tinggi. Indeks telur yang dihasilkan juga relatif tidak berbeda dengan indeks telur hasil perkawinan ayam buras yang dilaporkan oleh Kurnianto et al. (2010) yaitu sebesar 76,74%. Wardiny (2002) menyatakan bahwa bentuk telur yang bulat oval mempunyai daya tetas yang baik, sedangkan bentuk telur yang terlalu bulat dan terlalu lonjong mempunyai daya tetas yang rendah.

III. METODE PERAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum karakteristik dan ukuran–ukuran telur ayam kampung dilakukan pada hari Sabtu 25 April 2015, pukul 04.00 WITA sampai selesai, bertempat dikandang ternak unggas Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari

3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat Praktikum
Alat dan kegunaan yang di gunakan pada praktikum pengamatan pada praktikum Karakteristik dan Ukuran-Ukuran Telur Ayam Kampung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Karakteristik dan
            ukuran-ukuran Telur Ayam Kampung.

No.
         Alat
Kegunaan
1.
Jangka sorong
Untuk mengukur panjang dan diameter telur
2.
Timbangan
Untuk menimbang berat telur
3.
Spidol permanent       
Untuk menuliskan kode pada telur
4.
5.
Alat tulis
Kamera
Untuk mencatat hasil pengamatan
Untuk mengambil gambar.

3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan dan kegunaan yang di gunakan pada praktikum pengamatan pada praktikum Karakteristik dan Ukuran-Ukuran Telur Ayam Kampung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Karakteristik dan
Ukuran-Ukuran Telur Ayam Kampung

No.
            Bahan
              Kegunaan
1.
Telur ayam kampung
Sebagai bahan pengamatan

3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum Kecernaan Ayam Broiler adalah sebagai berikut:
1.Pada tahap pertama yaitu mempersiapkan alat dan bahan praktikum dengan
lengkap.
2. Melakukan pengamatan terhadap karakteristik telur ayam kampung.
3. Karakteristik yang diamati antara lain warna telur ayam kampung diamati dengan menggunakn mata telanjang dan membedakan warna kerabang telur dan tekstur telur ayam kampung.
4. Setelah itu melakukan pengamatan terhadap ukuran-ukuran telur ayam kampung. Ukuran yang diamati yaitu panjang telur ayam kampung, diameter telur ayam   kampung, bobot telur ayam kampung.
5. Mengukur panjang dan diameter telur ayam kampung dengan menggunakan
 jangka sorong.
6. Menimbang telur dengan timbangan, untuk mengetahui berat telur.
7. Menulis hasil pengamatan praktikum.
8. Membuat laporan Karakteristik dan Ukuran-Ukuran Telur Ayam Kampung.










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Karakteristik dan Ukuran-ukuran Telur Ayam Kampung
4.1.1 Warna Telur Ayam Kampung
Warna Telur Ayam Kampung pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Warna Telur Ayam Kampung.
Warna
Jumlah (n)
Persentase (%)
Putih
13
73,53
Coklat muda
15
17,65
Total
28
100

Berdasarkan Tabel 3 diatas bahwa diperoleh warna Telur Ayam kampung dominan berwarna putih dengan persentase sebesar 73,53%.Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuwanta (2004) Warna kerabang telur tergantung pada jenis ayam dan jenis warna yang disekresikan. Telur yang berwarna coklat muda dengan persentase 17,65%, dan telur yang berwarna coklat tua dengan persentase 8,82%. Warna coklat pada kerabang dipengaruhi oleh porpirin yang tersusun dari protoporpirin, koproporpirin, uroporpirin dan beberapa  jenis porpirin yang belum teridentifikasi (Miksiketal.,1996).
Telur dengan warna coklat tua lebih kuat dan tebal disbanding  telur yang berwarna coklat terang (Josephetal.,1999). Menurut penelitian Gosleretal.,(2005) pigmen protoporpirin pada telur coklat memiliki hubungan dengan ketebalan kerabang, diyakini bahwa protoporpirin memiliki fungsi dalam pembentukan kekuatan struktur kerabang. Warna kulit telur berpengaruh terhadap daya tetas telur. Telur yang warna kulitnya agak gelap cenderung lebih mudah menetas daripada telur yang berwarna terang (Kartasurdjana dan Suprijatna, 2006).

4.1.2. Tekstur Telur Ayam Kampung
            Tekstur Telur Ayam Kampung pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.Tekstur Telur Ayam Kampung.
Tekstur
Jumlah (n)
Persentase (%)
Halus
23
88,24
Kasar
5
11,76
Total
28
100

Berdasarkan Tabel 4 diatas bahwa diperoleh tekstur Telur Ayam Kampung dominan memiliki tekstur yang halus dengan persentase 88,25%, dan telur yang bertekstur kasar yaitu 11,76%.Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan pembungkus telur paling luar. Tekstur telur ayam kampung dapat dilihat dan diraba, yaitu permukaan telur dapat berupa halus dan kasar (Suprijatna etal.2005).
4.1.3. Ukuran-ukuran Telur Ayam Kampung
Ukuran-ukuran Telur Ayam Kampung pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.Ukuran-ukuran Telur Ayam Kampung.
Ukuran
Rata-rata
Bobot telur
39,14g ± 2,99g
Panjang
4,88cm ± 0,17cm
Lebar
3,57cm ± 0,08cm
Indeks
73 % ± 2,25%

            Berdasarkan  Tabel 5  diatas rata-rata berat telur ayam kampung adalah  39,14 g ± 2,99.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Natamijaya (2008) bahwa berat telur ayam kampung dewasa adalah 38,2 gram. Berat telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, genetik, tingkatan dewasa kelamin induk. Sementara pendapat Hardjosubroto (1994) yang menyatakan bahwa berat telur ayam kampung kurang dari 42,6 gram.
            Pengamatan Telur Ayam Kampung dari segi panjangnya dan diameter telur dengan rata-rata 3,57 cm ± 0,17. Sedangkan diameter telur ayam kampung rata-rata 3,56 cm. munurut Suprijatna (2005), bahwa panjang Telur AyamKampung yang idealnya adalah kurang lebih 5 cm, sedangkan lebar telur ayam kampung adalah 4 cm.

V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum karakteristik dan ukuran-ukuran telur ayam kampung yaitu : karakteristik ayam kampung meliputi warna (putih sebanyak 13 butir dengan presentase 73,53 %, dan coklat muda sebanyak 17 butir dengan presentase 17,65 %) dan tekstur kasar sebanyak 5 butir dengan presentase 11,76 % dan halus sebanyak 23 butir dengan presentase 88,24 %. Pengukuran telur ayam kampung meliputi berat rata-rata 39,14g ± 2,99g, panjang rata-rata 4,88cm ± 0,17cm,lebar rata-rata 3,57cm ± 0,08cm, dan indeksrata-rata 73 % ± 2,25 % .
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu Sebaiknya alat dan bahan yang digunakan untuk praktek terlebih dahulu di siapkan, agar pelaksanaan praktek sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.







DAFTAR PUSTAKA
Asep. 2000. Pengaruh bobot dan indeks telur terhadap jenis kelamin ayam
kampung. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kurnianto, E., S. Johari dan Y. Fadliyah. 2010. Penampilan dan nilai heritabilitas
beberapa sifat kuantitatif pada ayam kedu. Universitas Diponegoro,
Semarang. Agronomi, Vol. 10 No. 1 Pebruari 2010, hal:65-69.
Nataamijaya, A.G., A.R. dkk. 2003. Performans Dan Karakteristik Tiga Galur
Ayam Lokal (Pelung, Arab Dan Sentul).Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner.Puslitbangnak.Deptan.
Sudaryani, (2003).Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta. 1-11.
Suprijatna, E. U. 2005. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suryana, Hasbianto A (2008) Usaha Tani Ayam Buras di Indonesia: Permasa-
lahan dan Tantangan. Jurnal Litbang Pertanian 27(3): 75-83.
Wardiny, T.M. 2002. Evaluasi hubungan antara indeks bentuk telur dengan
persentase telur yang menetas pada ayam kampung galur Arab. Jurnal
Matematika, Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 September 2002.Hal.28-33.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Zainuddin, D., B. Gunawan, E. Juarini, H. Resnawati dan S. Iskandar. 2005.
Pengembangan sistem pembibitan ”open nucleus” pada ayam Kampung
unggul petelur. Buku II Hasil-Hasil Penelitian Ternak Non Ruminansia. Hal
126-136.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar