Tugas
MANAJEMEN TERNAK POTONG
“Manajemen
Pakan Ternak Potong ”
OLEH
GORISMAN MATUALESI
L1A1 13 009
KELAS A
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakan
merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesehatan, pertumbuhan dan
reproduksi ternak. Tujuan utama pemberian pakan adalah menjamin pertambahan
bobot badan selama pertumbuhan serta menjamin produksi yang paling ekonomis.
Salah satu tuntutan kebutuhan hidup sapi yang utama adalah kebutuhan pakan,
disamping kebutuhan linkungan hidup dan sebagainya. Maksud pemberian pakan
kepada ternak sapi adalah untuk perawatan tubuh atau kebutuhan pokok hidup dan
keperluan berproduksi. Tujuan pemberian pakan ini dibagi menjadi dua golongan,
yaitu makanan perawatan, untuk mempertahankan hidup dan kesehatan dan makanan
produksi untuk pertumbuhan dan pertambahan berat. Jumlah pakan yang diperlukan
hewan tergantung pada kondisi lingkungan, baik untuk kebutuhan pokok hidup
(perawatan) ataupun berproduksi. Pada sapi tropis membuthkan pakan perawatan
relatif lebih sedikit dari dari pada subtropis. Sapi yang hidup didaerah sedang
penggunaan energi untuk pemanasan tubuh akan lebih tingggi.
Limbah
pertanan juga bisa digunakan sebagai pakan, akan tetapi limbah pertanian
memiliki kekurangan yaitu kandungan serat kasarnya tinggi, nilai gizinya rendah
sehingga palatabilitas/ kesukaan dari ternaknya juga rendah. Pakan yang
diberikan pada sapi saat praktikum yaitu berupa jerami padi fermentasi, ampas
tahu, rumput gajah, konsentrat dan hijauan. Manfaat pakan penguat diberikan
kepada ternak sapi adalah untuk meningkatkan dan memperkaya gizi ransum yang
hanya terdiri dari hijauan bergizi rendah. Pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi
tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah
dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari
biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, hasil ikutan dari pertanian
seperti dedak, katul bungkil kelapa, tetes, dan berbagai umbi. Pakan penguat
ssangat perlu diberikan kepada ternak yang sedang tumbuh ataupun ternak yang
sedang dipekerjakan. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan
memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah.
Hijauan,
termasuk rumput mengambil peranan penting sebagai pakan ternak ruminansia,
namun hal itu lebih menunjang apabila hijauan trrsebut bermutu baik. Rumput
mengandung zat gizi yang diperlukan bagi ternak seperti air,
protein, lemak, serat kasar, mineral dan vitamin. Semuanya dapat diberikan dalam dua macam
bentuk, yakni hijauan segar dan kering. Bahan pakan berupa rumput bisa
dibedakan atas rumput lapangan (liar) dan rumput pertanian. Rumput pertanian
sengaja diusahakan dan dikembangkan untuk persediaan pakan ternak. Sehingga
rumput ini disebut rumput jenis unggul .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat ditulis
pada makalah ini adalah
1.
Apa saja jenis-jenis
pakan untuk ternak ?
2.
Apa manfaat dan
komposisi pakan untuk ternak ?
3.
Bagaimana Pemberian
pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak ?
4.
Bagaimana manajemen
pemberian pakan pada ternak ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dan manfaat yang dapat di tulis pada makalah ini yaitu
1.
Dapat mengetahui jenis-jenis pakan untuk ternak
2.
Dapat mengetahui manfaat dan komposisi pakan untuk ternak
3. Dapat mengetahui Pemberian pakan yang
baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak ?
4. Dapat mengetahui manajemen pemberian pakan pada ternak ?
II. PEMBAHASAN
A. Jenis Pakan
1.
Hijauan Segar
Hijauan
segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar,
baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut
langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang
berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis
kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai
ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di
daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga
menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan
dalam menghasilkan energi.
a. Rumput-rumputan
Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria
(Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico
(Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
b. Kacang-kacangan.
Kacang-kacangan:
lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro
(Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan
jenis kacang-kacangan lain.
c. Daun-daunan:
Daun
nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
2.
Jerami dan hijauan kering
Termasuk
kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang
sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18%
(jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
3.
Silase
Silase
adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal
dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan
4. Konsentrat (pakan penguat)
Contoh:
dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
·
Pemberian Pakan
Dalam
usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung
protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan
sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat
disertakan pakan tambahan konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan
leguminosa diberikan dengan perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya,
hijauan diberikan 10 persen dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg
per ekor perhari. Pemberiannya sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan
( konsentrat ) diberikan 3 sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya
diberikan sebanyak 1,5 % dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per
hari. Pemberiannya pada pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik
adalah, dengan menggunakan tempat pakan guna menghindari ransom yang
berserakan. Minuman harus bersih dan selalu tersedia. Pemberian garam dapur
sekedar saja yang disediakan dalam bentuk batangan ditaruh ditempat makan (
akan dijilat sendiri ) rumput yang diberikan pada sapi kereman harus dalam
bentuk potongan antara 10 cm sampai 20 cm.
Hijauan
rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah
(Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala,
rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti
lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn),
gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil
pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi,
daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat
yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu
diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Produktivitas
ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik
dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada
dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui
teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).
B. Manfaat Pakan
1. Sumber
energi
Termasuk
dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein
kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%.
Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat
kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian
(jagung, gandum, sorgum)
b.Kelompok
hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok
umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam
rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
2. Sumber protein
Golongan
bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan
protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan
menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang
terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun
pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya
lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung
ikan, tepung tulang dan sebagainya).
3. Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua
bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung
beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung
pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan
bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan
seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan
mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan
pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang
dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran
pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
C. Pemberian
pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak
Pemberian pakan
yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak sebagai berikut:
1.
Kebutuhan hidup pokok,
yaitu kebutuhan pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal. Pada
hakekatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal nutrien
untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan
tersebut digunakan untuk bernapas, bergerak, dan pencernaan makanan.
2.
Kebutuhan untuk
pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses
pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
3.
Kebutuhan untuk
reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses
reproduksi, misalnya kebuntingan.
Untuk
kebutuhan nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan diperlukan pedoman
standart berdasarkan berat badan dan pertambahan berat badan (Murtidjo, 1990).
Mutu, jumlah pakan dan caracara
pemberiannya sangat mempengaruhi kemampuan produksi sapi pedaging. Untuk
mempercepat penggemukan, selain dari rumput, perlu juga diberi pakan penguat
berupa konsentrat yang merupakan campuran berbagai bahan pakan umbiumbian,
sisa hasil pertanian, sisa hasil pabrik dan lainlain yang mempunyai nilai
nutrien cukup dan mudah dicerna (Setiadi, 2001).
Pemberian pakan dimaksudkan agar
sapi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan pakan berupa hijauan. Sapi
dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui dan sedang digunakan sebagai tenaga
kerja memerlukan pakan yang memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya (Djarijah, 1996).
Dalam menyusun ransum harus
diusahakan agar kandungan nutrien di dalam ransum sesuai dengan nutrien yang
dibutuhkan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan
bereproduksi (Santoso, 2002).
Ransum adalah satu atau campuran
beberapa jenis bahan pakan yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi
kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum yang diberikan pada sapisapi yang
digemukan tergantung pada sistem penggemukan yang digunakan. Penggemukan sapi
dengan sistem pasture
hanya terdiri dari hijauan yang diperoleh dengan melepas sapisapi untuk
meruput di padang penggembalaan. Demikian pula dengan sistem kereman yang
terdapat dibeberapa daerah di Indonesia, ada diantaranya yang hanya memberikan
hijauan saja tanpa pakan tambahan berupa konsentrat (Siregar, 2003).
Pakan
suplemen merupakan bahan yang mengandung jasad renik (mikroba) hidup yang
sengaja ditambahkan dalam pakan sapi atau ruminansia lainya. Dengan diberikan
sedikit pakan tambahan, kebutuhan pakan persatuan ternak dapat dikurangi.
Apabila setiap hari ternak membutuhkan 1011 kg bahan kering (BK) untuk
menaikkan 1 kg berat badan maka, penggunaan pakan tambahan mampu mengurangi
jumlah pakan (Sarwono, 2002).
D. Manajemen Pemberian Pakan
1.
Jumlah
pemberian
Pemberian
pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad libitum
dan restricted (dibatasi).
Pemberian secara ad libitum
sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang
dan pakan yang tersisa menjadi busuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya
yang akan membahayakan ternak bila termakan (Santosa,
2002).
Tingkat
konsumsi ternak ruminansia umumnya didasarkan pada konsumsi bahan kering pakan,
baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat, persentase konsumsi bahan kering
memiliki grafik meningkat sejalan dengan pertambahan berat badan sampai tingkat
tertentu, kemudian mengalami penurunan. Ratarata kemampuan konsumsi bahan
kering bagi ruminansia adalah 2 3 % dari berat badan (Mc.Cullough, 1973).
Atau 2,5 – 3,2 % menurut ( Sugeng, 2002).
2. Imbangan
Hijauan dan Konsentrat
Ransum
ternak ruminansia pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pemberian
ransum berupa kombinasi kedua bahan itu akan memberi peluang terpenuhinya
nutrien dan biayanya relatif murah. Namun bisa juga ransum terdiri dari hijauan
ataupun konsentrat saja. Apabila ransum terdiri dari hijauan saja maka biayanya
relatif murah dan lebih ekonomis, tetapi produksi yang tinggi sulit tercapai,
sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat saja akan memungkinkan
tercapainya produksi yang tinggi, tetapi biaya ransumnya relatif mahal dan
kemungkinan bisa terjadi gangguan pencernaan (Siregar, 1996).
Pakan
ternak untuk penggemukan sapi merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan
produksinya. Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung protein, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Protein
adalah unsur utama dalam pemeliharaan organ tubuh dan pertumbuhan,
sedangkan karbohidrat berguna sebagai sumber energi yang akan digunakan untuk
proses metabolisme (Darmono, 1993)
Pada
usaha penggemukan sapi, pemberiaan pakan konsentrat lebih banyak daripada
hijauan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertambahan berat badan yang
cepat. Perbandingan jumlah konsentrat dan hijauan dalam ransum penggemukan sapi
atas dasar bahan kering adalah 70 % dan 30 %( Anonimus 2001).
3. Frekuensi
Pemberian
Pemberian
konsentrat dapat dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari semalam. Pemberian
konsentrat dua kali dalam sehari semalam dapat dilakukan pada pagi hari sekitar
pukul 08.00 dan sekitar pukul 15.00. Lain lagi dengan pemberian yang dilakukan
tiga kali dalam sehari semalam pada saat pukul 08.00, sekitar pukul 12.00, dan
sekitar pukul 16.00. Sedangkan pemberiaan hijauan dilakukan sekitar 2 jam
setelah pemberian konsentrat. Pemberian hijauan ini dilakukan secara bertahap
dan minimal 4 kali dalam sehari semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih
sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi itu untuk mengonsumsi ransum
dan juga meningkatkan kencernaan bahan kering hijauan (Siregar, 2003).
4. Sistem pemberian
Dalam
pemberian konsentrat sebaiknya dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun
pemberian bentuk basah juga bisa dilakukan. Yang perlu diperhatikan bila
pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut harus habis dalam sekali
pemberian sehingga tidak terbuang. Perubahan jenis pakan, yang secara mendadak
dapat berakibat ternak stress, sehingga tidak mau makan. Oleh karena itu cara
pemberiannya dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak beradaptasi dahulu, selanjutnya
pemberian ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air
minum diberikan secara ad libitum
(Anonimus, 2001).
Teknik
pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih
tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara
pemberian konsentrat dengan hijauan. Hijauan diberikan sekitar dua jam setelah
pemberian konsentrat pada pagi hari dan dilakukan secara bertahap minimal empat
kali dalam sehari semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering
dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan juga
meningkatkan kecernaan bahan kering hijauan itu sendiri(Cullough, 1973).
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat saya tulis pada makalah ini yaitu
1.
jenis pakan dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu hijauan segar, jerami dan hijauan kering, silase dan konsentrak
2.
pakan bagi ternak mempunyai manfaat
sebagai sumber energi,sumber protein,sumber vitamin dan mineral.
3.
Pemberian pakan yang
baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak yaitu Kebutuhan hidup pokok,
Kebutuhan untuk pertumbuhan, dan Kebutuhan
untuk reproduksi.
4. Manajemen
Pemberian Pakan yaitu Jumlah pemberian, Imbangan Hijauan dan Konsentrat,
Frekuensi Pemberian dan Sistem pemberian
B.
Saran
Saran
yang dapat saya sampaikan pada makalah ini yaitu seharusnya dosen mempraktekan
langsung apa yang di ajarkan dalam sapi potong, agar mahasiswa dapat memahami
dengan jelas apa yang di ajarkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http:// Manajemen Pemeliharaan sapi
potong. animal-Intelektual. Blogspot.Com. Html.
Hartadi, H. S., S. Reksohadiprodo, dan AD Tillam.
1997. Table Komposisi pakan Untuk Indonesia. Gadja Madah University Press.
Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan
Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius
Sudarmono A. S, Y. Bambang Sugeng. 2008. Sapi Potong.
Jakarta. Penebar Swadaya.
Sutardi, I.1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid I.
departemen Ilmu Makanan ternak. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar