Rabu, 18 November 2015

MANAJEMEN TERNAK POTONG “Manajemen Pakan Ternak Potong ”



Tugas
MANAJEMEN TERNAK POTONG
“Manajemen Pakan Ternak Potong ”


OLEH
GORISMAN MATUALESI
L1A1 13 009



KELAS A



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Pakan merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi ternak. Tujuan utama pemberian pakan adalah menjamin pertambahan bobot badan selama pertumbuhan serta menjamin produksi yang paling ekonomis. Salah satu tuntutan kebutuhan hidup sapi yang utama adalah kebutuhan pakan, disamping kebutuhan linkungan hidup dan sebagainya. Maksud pemberian pakan kepada ternak sapi adalah untuk perawatan tubuh atau kebutuhan pokok hidup dan keperluan berproduksi. Tujuan pemberian pakan ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu makanan perawatan, untuk mempertahankan hidup dan kesehatan dan makanan produksi untuk pertumbuhan dan pertambahan berat. Jumlah pakan yang diperlukan hewan tergantung pada kondisi lingkungan, baik untuk kebutuhan pokok hidup (perawatan) ataupun berproduksi. Pada sapi tropis membuthkan pakan perawatan relatif lebih sedikit dari dari pada subtropis. Sapi yang hidup didaerah sedang penggunaan energi untuk pemanasan tubuh akan lebih tingggi.
Limbah pertanan juga bisa digunakan sebagai pakan, akan tetapi limbah pertanian memiliki kekurangan yaitu kandungan serat kasarnya tinggi, nilai gizinya rendah sehingga palatabilitas/ kesukaan dari ternaknya juga rendah. Pakan yang diberikan pada sapi saat praktikum yaitu berupa jerami padi fermentasi, ampas tahu, rumput gajah, konsentrat dan hijauan. Manfaat pakan penguat diberikan kepada ternak sapi adalah untuk meningkatkan dan memperkaya gizi ransum yang hanya terdiri dari hijauan bergizi rendah. Pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, hasil ikutan dari pertanian seperti dedak, katul bungkil kelapa, tetes, dan berbagai umbi. Pakan penguat ssangat perlu diberikan kepada ternak yang sedang tumbuh ataupun ternak yang sedang dipekerjakan. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah.
Hijauan, termasuk rumput mengambil peranan penting sebagai pakan ternak ruminansia, namun hal itu lebih menunjang apabila hijauan trrsebut bermutu baik. Rumput mengandung zat gizi yang diperlukan bagi ternak seperti air, protein, lemak, serat kasar, mineral dan vitamin.  Semuanya dapat diberikan dalam dua macam bentuk, yakni hijauan segar dan kering. Bahan pakan berupa rumput bisa dibedakan atas rumput lapangan (liar) dan rumput pertanian. Rumput pertanian sengaja diusahakan dan dikembangkan untuk persediaan pakan ternak. Sehingga rumput ini disebut rumput jenis  unggul .


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat ditulis pada makalah ini adalah
1.      Apa saja jenis-jenis pakan untuk ternak ?
2.      Apa manfaat dan komposisi pakan untuk ternak ?
3.      Bagaimana Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak ?
4.      Bagaimana manajemen pemberian pakan pada ternak ?

C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang dapat di tulis pada makalah ini yaitu
1. Dapat mengetahui jenis-jenis pakan untuk ternak
2. Dapat mengetahui manfaat dan komposisi pakan untuk ternak
3. Dapat mengetahui Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak ?
4. Dapat mengetahui  manajemen pemberian pakan pada ternak ?


II. PEMBAHASAN

A. Jenis Pakan
1. Hijauan Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.

a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.

b. Kacang-kacangan.
Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.

c. Daun-daunan:
Daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
2. Jerami dan hijauan kering
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
3. Silase
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan

4. Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
·         Pemberian Pakan
Dalam usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan leguminosa diberikan dengan perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya, hijauan diberikan 10 persen dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg per ekor perhari. Pemberiannya sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan ( konsentrat ) diberikan 3 sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya diberikan sebanyak 1,5 % dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per hari. Pemberiannya pada pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik adalah, dengan menggunakan tempat pakan guna menghindari ransom yang berserakan. Minuman harus bersih dan selalu tersedia. Pemberian garam dapur sekedar saja yang disediakan dalam bentuk batangan ditaruh ditempat makan ( akan dijilat sendiri ) rumput yang diberikan pada sapi kereman harus dalam bentuk potongan antara 10 cm sampai 20 cm.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).

B. Manfaat Pakan
1. Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b.Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

2. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3. Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.



C.  Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak
Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak sebagai berikut:

1.      Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal. Pada hakekatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernapas, bergerak, dan pencernaan makanan.
2.      Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
3.      Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.
Untuk kebutuhan nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan diperlukan pedoman standart berdasarkan berat badan dan pertambahan berat badan (Murtidjo, 1990).
Mutu, jumlah pakan dan cara­cara pemberiannya sangat mempengaruhi kemampuan produksi sapi pedaging. Untuk mempercepat penggemukan, selain dari rumput, perlu juga diberi pakan penguat berupa konsentrat yang merupakan campuran berbagai bahan pakan umbi­umbian, sisa hasil pertanian, sisa hasil pabrik dan lain­lain yang mempunyai nilai nutrien cukup dan mudah dicerna (Setiadi, 2001).
Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan pakan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui dan sedang digunakan sebagai tenaga kerja memerlukan pakan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya      (Djarijah, 1996).
Dalam menyusun ransum harus diusahakan agar kandungan nutrien di dalam ransum sesuai dengan nutrien yang dibutuhkan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan bereproduksi (Santoso, 2002).
Ransum adalah satu atau campuran beberapa jenis bahan pakan yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum yang diberikan pada sapi­sapi yang digemukan tergantung pada sistem penggemukan yang digunakan. Penggemukan sapi dengan sistem pasture hanya terdiri dari hijauan yang diperoleh dengan melepas sapi­sapi untuk meruput di padang penggembalaan. Demikian pula dengan sistem kereman yang terdapat dibeberapa daerah di Indonesia, ada diantaranya yang hanya memberikan hijauan saja tanpa pakan tambahan berupa konsentrat (Siregar, 2003).  
Pakan suplemen merupakan bahan yang mengandung jasad renik (mikroba) hidup yang sengaja ditambahkan dalam pakan sapi atau ruminansia lainya. Dengan diberikan sedikit pakan tambahan, kebutuhan pakan persatuan ternak dapat dikurangi. Apabila setiap hari ternak membutuhkan 10­11 kg bahan kering (BK) untuk menaikkan 1 kg berat badan maka, penggunaan pakan tambahan mampu mengurangi jumlah pakan (Sarwono, 2002). 
D. Manajemen Pemberian Pakan
1.         Jumlah pemberian
Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad libitum dan restricted (dibatasi). Pemberian secara ad libitum sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan yang tersisa menjadi busuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya yang akan membahayakan ternak bila termakan (Santosa, 2002).
Tingkat konsumsi ternak ruminansia umumnya didasarkan pada konsumsi bahan kering pakan, baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat, persentase konsumsi bahan kering memiliki grafik meningkat sejalan dengan pertambahan berat badan sampai tingkat tertentu, kemudian mengalami penurunan. Rata­rata kemampuan konsumsi bahan kering bagi ruminansia adalah 2 ­ 3 % dari berat badan (Mc.Cullough, 1973). Atau  2,5 – 3,2 % menurut ( Sugeng,  2002).
2. Imbangan Hijauan dan Konsentrat
Ransum ternak ruminansia pada umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pemberian ransum berupa kombinasi kedua bahan itu akan memberi peluang terpenuhinya nutrien dan biayanya relatif murah. Namun bisa juga ransum terdiri dari hijauan ataupun konsentrat saja. Apabila ransum terdiri dari hijauan saja maka biayanya relatif murah dan lebih ekonomis, tetapi produksi yang tinggi sulit tercapai, sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat saja akan memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, tetapi biaya ransumnya relatif mahal dan kemungkinan bisa terjadi gangguan pencernaan (Siregar, 1996).
Pakan ternak untuk penggemukan sapi merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan produksinya. Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein  adalah unsur utama dalam pemeliharaan organ tubuh dan pertumbuhan, sedangkan karbohidrat berguna sebagai sumber energi yang akan digunakan untuk proses metabolisme (Darmono, 1993)
Pada usaha penggemukan sapi, pemberiaan pakan konsentrat lebih banyak daripada hijauan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertambahan berat badan yang cepat. Perbandingan jumlah konsentrat dan hijauan dalam ransum penggemukan sapi atas dasar bahan kering adalah 70 % dan 30 %( Anonimus 2001).
3. Frekuensi Pemberian
Pemberian konsentrat dapat dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari semalam. Pemberian konsentrat dua kali dalam sehari semalam dapat dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 dan sekitar pukul 15.00. Lain lagi dengan pemberian yang dilakukan tiga kali dalam sehari semalam pada saat pukul 08.00, sekitar pukul 12.00, dan sekitar pukul 16.00. Sedangkan pemberiaan hijauan dilakukan sekitar 2 jam setelah pemberian konsentrat. Pemberian hijauan ini dilakukan secara bertahap dan minimal 4 kali dalam sehari semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi itu untuk mengonsumsi ransum dan juga meningkatkan kencernaan bahan kering hijauan (Siregar, 2003).
4. Sistem pemberian
Dalam pemberian konsentrat sebaiknya dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga bisa dilakukan. Yang perlu diperhatikan bila pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang. Perubahan jenis pakan, yang secara mendadak dapat berakibat ternak stress, sehingga tidak mau makan. Oleh karena itu cara pemberiannya dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak beradaptasi dahulu, selanjutnya pemberian ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum (Anonimus, 2001).
Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan hijauan. Hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian konsentrat pada pagi hari dan dilakukan secara bertahap minimal empat kali dalam sehari semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan juga meningkatkan kecernaan bahan kering hijauan itu sendiri(Cullough, 1973).





III. PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya tulis pada makalah ini yaitu
1.      jenis pakan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu hijauan segar, jerami dan hijauan kering, silase dan konsentrak
2.      pakan bagi ternak mempunyai manfaat sebagai sumber energi,sumber protein,sumber vitamin dan mineral.
3.      Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak yaitu Kebutuhan hidup pokok, Kebutuhan untuk pertumbuhan,  dan Kebutuhan untuk reproduksi.
4.  Manajemen Pemberian Pakan yaitu Jumlah pemberian, Imbangan Hijauan dan Konsentrat, Frekuensi Pemberian dan Sistem pemberian


B.  Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada makalah ini yaitu seharusnya dosen mempraktekan langsung apa yang di ajarkan dalam sapi potong, agar mahasiswa dapat memahami dengan jelas apa yang di ajarkan










DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. http:// Manajemen Pemeliharaan sapi potong. animal-Intelektual. Blogspot.Com. Html.

Hartadi, H. S., S. Reksohadiprodo, dan AD Tillam. 1997. Table Komposisi pakan Untuk Indonesia. Gadja Madah University Press. Yogyakarta.

Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius

Sudarmono A. S, Y. Bambang Sugeng. 2008. Sapi Potong. Jakarta. Penebar Swadaya.

Sutardi, I.1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid I. departemen Ilmu Makanan ternak. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar