Selasa, 03 Mei 2016

Pengolahan Limbah Cair Pada Kotoran Dan Urine Sapi dan Kelebihan Pupuk Organic Dibandingkan Pupuk Kimia



Tugas Individu

MANAJEMEN PENGGEMUKAN

Pengolahan Limbah Cair Pada Kotoran Dan Urine Sapi dan Kelebihan Pupuk Organic Dibandingkan Pupuk Kimia



OLEH :

GORISMAN MATUALESI
L1A1 13 009


KELAS A


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016



Pengolahan Limbah Cair Pada Kotoran Dan Urine Sapi



Satu lagi produk sampingan peternakan yang mulai dilirik para peternak untuk dikembangkan yaitu memanfaatkan urine atau kencing sapi menjadi pupuk cair yang memiliki nilai jual. Pemanfaatan urine atau kencing sapi ini merupakan salah satu nilai tambah yang harus semakin diperhatikan oleh para peternak sebagai salah satu tiang penyangga biaya produksi ternaknya.
Sebagai gambaran jika produk pupuk cair dari urine sapi ini berhasil dipasarkan secara kontinu dan makin meningkat seiring waktu maka pada gililarannya peternak akan bisa terbebas dari biaya produksi penggemukan sapinya.  Meskipun tidak mungkin bisa bebas 100%, tetapi dengan hasil penjualan pupuk cair urine sapi tersebut mereka bisa membeli pakan sapi, memperbaiki fasilitas kandang dan lain-lain.
Satu ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine). Sebagai limbah organik yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat, apabila tidak cepat ditangani secara benar, maka akan menjadi timbunan  kotoran disertai  dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, dan sumber penyakit.
Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika dibandingkan pada kotoran sapi padat. Pupuk Organik Cair dari urin sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair dari urine sapi perah ini memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai cara pembuatan, kelebihan dan kelemahan, dan penerapan cara yang benar untuk meningkatkan kualitas pupuk organik cair. Dalam rangka memecahkan masalah untuk mengoptimalkan kualitas fermentasi pupuk organik agar menjadi lebih tinggi maka perlu digunakan metode fermentasi urine sapi dengan penambahan tetes tebu (molasses).
Tetes tebu ini berfungsi untuk tambahan nutrisi bagi mikroba sehingga dapat mempercepat proses fermentasi serta dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk. Teknik untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah dengan memperhatikan kontribusi dan keterkaitan beberapa pihak yang dapat membantu proses pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan mulai dari penelitian, penyuluhan kepada petani serta proses pembuatan pupuk organik cair dari urine sapi dengan aditif tetes tebu sebagai tambahan nutrisi bagi bakteri fermenter kepada peternak. Selain itu juga dapat menguntungkan bagi sebagian besar petani karena produk yang ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah, pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta merupakan pemanfaatan limbah ternak secara optimal.
Adapun cara pembuatan pupuk cair dapat dilihat dari Gambar 1 berikut ini.

Gambar 2 berikut ini menunjukkan kegiatan pengolahan feses sapi menjadi pupuk padat.
Gambar 3 berikut ini menunjukkan kegiatan pengolahan urine sapi menjadi pupuk cair.


Kelebihan Pupuk Organic Dibandingkan Pupuk Kimia
pupuk alami organik
Salah satu komponen terpenting dalam bidang pertanian adalah pupuk. Pupuk merupakan bahan material atau organik yang kerap ditambahkan ke tanaman. Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan zat Hara yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang dengan baik. Pupuk mempunyai peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yang kita tanam.
Bisa dibilang, fungsi utama dari pupuk sendiri adalah sebagai penyubur tanah. Dengan pemberian pupuk secara teratur, tanaman bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik. Diperlukan takaran yang pas dalam memberikan pupuk ke tanaman. Jika kurang atau terlalu banyak, justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan sumber bahannya, pupuk bisa dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan dan pupuk alami. Pupuk buatan atau bisa juga disebut sebagai pupuk kimia adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang dibuat oleh manusia. Bahan-bahan pembuat pupuk kimia terdiri dari bahan-bahan mineral seperti Nitrogen, Fosfor, atau Kalium.
Sedangkan pupuk alami atau bisa juga disebut dengan pupuk organik adalah jenis pupuk yang bahannya terbuat dari bahan-bahan alami seperti kotoran hewan atau tumbuhan. Pupuk alami atau pupuk organik biasa dibuat dari sisa-sisa metabolisme hewan dan juga tumbuhan. Pupuk ini bisa dibilang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pupuk kimia.
Banyak petani yang lebih suka menggunakan pupuk organik untuk tanamannya. Apalagi makin maraknya petani yang memilih budidaya bahan pangan organik. Pupuk organik sendiri bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis, seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan juga kompos. Jenis-jenis pupuk organik tersebut dibedakan menurut sumber bahan dan cara pembuatannya.
Pupuk kandang adalah jenis pupuk organik yang bahannya berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan yang biasa digunakan untuk pembuatan pupuk ini adalah jenis hewan ternak seperti sapi, kambing, atau ayam. Selain dari kotoran hewan, pupuk kandang juga bisa berasal dari urin atau air kencing hewan ternak.
Sementara pupuk hijau adalah pupuk organik yang bahan pembuatannya berasal dari tumbuh-tumbuhan atau bisa berupa sisa panen. Jenis tumbuh-tumbuhan yang kerap dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk hijau adalah tumbuhan dari jenis Legume. Jenis tanaman Legume sangat baik digunakan karena mengandung banyak unsur hara yang cukup tinggi.
Dan jenis pupuk organik yang terakhir adalah kompos. Kompos adalah jenis pupuk yang terbuat dari campuran tanaman, hewan dan limbah organik yang telah melalui proses fermentasi. Banyak jenis tanaman yang biasa digunakan untuk membuat pupuk kompos, seperti tanaman pisang, sabut kelapa, jerami, sekam padi, pakan ternak, urin sapi, gulma atau eceng gondok.
Pupuk organik memang banyak dipilih dan digunakan khususnya oleh para petani bahan pangan organik. Kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia karena bahan pangan organik yang sehat dan tidak mengandung bahan kimia banyak dipilih masyarakat. Tak heran, budidaya bahan pangan organik di Indonesia semakin berkembang dan banyak dipilih.
Menggunakan pupuk organik memang akan banyak memberikan manfaat bagi kita. Banyak kelebihan dari pupuk alami atau pupuk organik jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Berikut ini beberapa kelebihan dari pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia.
pupuk organik cair yang baik
  1. Lebih Murah
Jika membandingkan dari sisi harga, pupuk organik memang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Kita bisa memanfaatkan barang-barang sisa di sekitar kita untuk membuat pupuk organik ini. Dalam pembuatannya, kita juga bisa membuat pupuk organik tersebut dalam jumlah yang besar untuk dipakai di lahan pertanian. Bandingkan jika kita membeli pupuk kimia yang harganya makin mahal dan juga terkadang cukup langka di pasaran.
  1. Bahan Mudah Didapatkan
Bahan dari pupuk organik ini mudah didapatkan di sekitar kita. Kita bisa memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kita seperti kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan, atau sisa organisme. Bahan yang mudah didapatkan ini membuat kita bisa dengan mudah membuat pupuk organik secara mandiri.
  1. Lebih Sehat dan Aman
Bahan dari pupuk organik yang terdiri dari bahan-bahan alami bisa dibilang lebih ramah lingkungan. Bahan-bahan tersebut juga aman bagi tanaman yang kita tanam yang nantinya dikonsumsi oleh banyak orang. Sebagian orang memang memilih bahan pangan organik yang terbebas dari bahan kimia karena lebih sehat dan aman bagi tubuh. Pupuk kimia lebih banyak mengandung unsur-unsur kimia buatan yang ditakutkan malah memberi pengaruh buruk bagi tubuh.
  1. Unsur Mikroorganisme Lebih Banyak
Kandungan mikroorganisme di pupuk organik terbilang cukup banyak dibandingkan dengan pupuk buatan. Keberadaan mikroorganisme ini memang sangat diperlukan bagi tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
  1. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Produktivitas tanah yang diberi pupuk organik juga akan lebih baik dan juga akan berumur lebih panjang. Nutrisi organik dari pupuk alami ini meningkatkan keanekaragaman hayati tanah dengan menyediakan bahan organik serta nutrisi seperti mikrozoa.
  1. Meningkatkan Kesuburan Tanah
Penggunaan pupuk organik juga akan meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik berperan mencegah terjadinya pengikisan lapisan tanah yang merupakan lapisan yang mengandung banyak unsur Hara. Selain itu, pupuk organik juga dapat meningkatkan struktur tanah. Kelembaban tanah akan tetap terjaga jika menggunakan pupuk organik.
pupuk pemyubur organik
7.      Memelihara Unsur Hara
Unsur Hara sangat diperlukan untuk menyuburkan tanah sehingga tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Pupuk organik berguna untuk memobilisasi Hara untuk membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman. Suplai Hara yang kadang berlebihan juga bisa dikendalikan dengan pupuk organik ini.
Itu tadi beberapa kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk kimia memberikan banyak manfaat bagi tanaman yang kita tanam. Seperti yang sudah banyak diketahui, penggunaan bahan-bahan alami akan lebih aman jika dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia.
Dari banyak penelitian yang sudah dilakukan, pupuk organik sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian dari sisi kualitas maupun kuantitas. Menggunakan pupuk organik juga berguna untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian milik kita secara berkelanjutan. Dalam penggunaan jangka panjang, pupuk organik mampu mencegah dehidrasi lahan.
Dengan belajar membuat pupuk alami sendiri, kita bisa menekan biaya dalam usaha pertanian kita. Bahan-bahan yang mudah didapatkan dan beragam manfaat yang ditawarkan, membuat pupuk organik sangat cocok digunakan untuk tanaman atau tumbuhan yang kita tanam.

                                                Kelebihan Pupuk Kimia (Anorganik)
·         Respon cepat terlihat pada tanaman (unsur yang terkandung cepat terurai
sehingga lebih cepat terserap oleh tumbuhan)
·         Kadar unsur hara tinggi
·         Kandungan hara jelas, pemakaian bisa tepat.

              Kekurangan Pupuk Anorganik
·      Karena bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit mengurai, sehingga akan menumpuk menjadi residu yang dapat menyebabkan mikroba penting yang berfungsi untuk menghasilkan bahan organik di dalam tanah mati dan akan mengurangi kesuburan tanah.
·      Penggunaan pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi padat/mengeras (porositas tanah menurun) dan tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik, sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak optimal. juga akan mengakibatkan, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang.
·      Mengerasnya tanah pertanian juga berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada ahirnya menurunkan produktivitas tanaman.
·      Residu zat kimia yang tertinggal dalam hasil produksi yang terkonsumsi oleh manusia akan menumpuk di dalam tubuh dan mengganggu kesehatan manusia.
·      Dapat menurunkan pH tanah



Tugas Individu

MANAJEMEN PENGGEMUKAN

Pengolahan Limbah Cair Pada Kotoran Dan Urine Sapi dan Kelebihan Pupuk Organic Dibandingkan Pupuk Kimia



OLEH :

GORISMAN MATUALESI
L1A1 13 009


KELAS A


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
Pengolahan Limbah Cair Pada Kotoran Dan Urine Sapi



Satu lagi produk sampingan peternakan yang mulai dilirik para peternak untuk dikembangkan yaitu memanfaatkan urine atau kencing sapi menjadi pupuk cair yang memiliki nilai jual. Pemanfaatan urine atau kencing sapi ini merupakan salah satu nilai tambah yang harus semakin diperhatikan oleh para peternak sebagai salah satu tiang penyangga biaya produksi ternaknya.
Sebagai gambaran jika produk pupuk cair dari urine sapi ini berhasil dipasarkan secara kontinu dan makin meningkat seiring waktu maka pada gililarannya peternak akan bisa terbebas dari biaya produksi penggemukan sapinya.  Meskipun tidak mungkin bisa bebas 100%, tetapi dengan hasil penjualan pupuk cair urine sapi tersebut mereka bisa membeli pakan sapi, memperbaiki fasilitas kandang dan lain-lain.
Satu ekor sapi dengan bobot badan 400–500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair (air seni atau urine). Sebagai limbah organik yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat, apabila tidak cepat ditangani secara benar, maka akan menjadi timbunan  kotoran disertai  dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, dan sumber penyakit.
Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika dibandingkan pada kotoran sapi padat. Pupuk Organik Cair dari urin sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organik cair dari urine sapi perah ini memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai cara pembuatan, kelebihan dan kelemahan, dan penerapan cara yang benar untuk meningkatkan kualitas pupuk organik cair. Dalam rangka memecahkan masalah untuk mengoptimalkan kualitas fermentasi pupuk organik agar menjadi lebih tinggi maka perlu digunakan metode fermentasi urine sapi dengan penambahan tetes tebu (molasses).
Tetes tebu ini berfungsi untuk tambahan nutrisi bagi mikroba sehingga dapat mempercepat proses fermentasi serta dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk. Teknik untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah dengan memperhatikan kontribusi dan keterkaitan beberapa pihak yang dapat membantu proses pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan mulai dari penelitian, penyuluhan kepada petani serta proses pembuatan pupuk organik cair dari urine sapi dengan aditif tetes tebu sebagai tambahan nutrisi bagi bakteri fermenter kepada peternak. Selain itu juga dapat menguntungkan bagi sebagian besar petani karena produk yang ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah, pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta merupakan pemanfaatan limbah ternak secara optimal.
Adapun cara pembuatan pupuk cair dapat dilihat dari Gambar 1 berikut ini.

Gambar 2 berikut ini menunjukkan kegiatan pengolahan feses sapi menjadi pupuk padat.
Gambar 3 berikut ini menunjukkan kegiatan pengolahan urine sapi menjadi pupuk cair.


Kelebihan Pupuk Organic Dibandingkan Pupuk Kimia
pupuk alami organik
Salah satu komponen terpenting dalam bidang pertanian adalah pupuk. Pupuk merupakan bahan material atau organik yang kerap ditambahkan ke tanaman. Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan zat Hara yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang dengan baik. Pupuk mempunyai peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yang kita tanam.
Bisa dibilang, fungsi utama dari pupuk sendiri adalah sebagai penyubur tanah. Dengan pemberian pupuk secara teratur, tanaman bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik. Diperlukan takaran yang pas dalam memberikan pupuk ke tanaman. Jika kurang atau terlalu banyak, justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan sumber bahannya, pupuk bisa dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan dan pupuk alami. Pupuk buatan atau bisa juga disebut sebagai pupuk kimia adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang dibuat oleh manusia. Bahan-bahan pembuat pupuk kimia terdiri dari bahan-bahan mineral seperti Nitrogen, Fosfor, atau Kalium.
Sedangkan pupuk alami atau bisa juga disebut dengan pupuk organik adalah jenis pupuk yang bahannya terbuat dari bahan-bahan alami seperti kotoran hewan atau tumbuhan. Pupuk alami atau pupuk organik biasa dibuat dari sisa-sisa metabolisme hewan dan juga tumbuhan. Pupuk ini bisa dibilang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pupuk kimia.
Banyak petani yang lebih suka menggunakan pupuk organik untuk tanamannya. Apalagi makin maraknya petani yang memilih budidaya bahan pangan organik. Pupuk organik sendiri bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis, seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan juga kompos. Jenis-jenis pupuk organik tersebut dibedakan menurut sumber bahan dan cara pembuatannya.
Pupuk kandang adalah jenis pupuk organik yang bahannya berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan yang biasa digunakan untuk pembuatan pupuk ini adalah jenis hewan ternak seperti sapi, kambing, atau ayam. Selain dari kotoran hewan, pupuk kandang juga bisa berasal dari urin atau air kencing hewan ternak.
Sementara pupuk hijau adalah pupuk organik yang bahan pembuatannya berasal dari tumbuh-tumbuhan atau bisa berupa sisa panen. Jenis tumbuh-tumbuhan yang kerap dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk hijau adalah tumbuhan dari jenis Legume. Jenis tanaman Legume sangat baik digunakan karena mengandung banyak unsur hara yang cukup tinggi.
Dan jenis pupuk organik yang terakhir adalah kompos. Kompos adalah jenis pupuk yang terbuat dari campuran tanaman, hewan dan limbah organik yang telah melalui proses fermentasi. Banyak jenis tanaman yang biasa digunakan untuk membuat pupuk kompos, seperti tanaman pisang, sabut kelapa, jerami, sekam padi, pakan ternak, urin sapi, gulma atau eceng gondok.
Pupuk organik memang banyak dipilih dan digunakan khususnya oleh para petani bahan pangan organik. Kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia karena bahan pangan organik yang sehat dan tidak mengandung bahan kimia banyak dipilih masyarakat. Tak heran, budidaya bahan pangan organik di Indonesia semakin berkembang dan banyak dipilih.
Menggunakan pupuk organik memang akan banyak memberikan manfaat bagi kita. Banyak kelebihan dari pupuk alami atau pupuk organik jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Berikut ini beberapa kelebihan dari pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia.
pupuk organik cair yang baik
  1. Lebih Murah
Jika membandingkan dari sisi harga, pupuk organik memang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Kita bisa memanfaatkan barang-barang sisa di sekitar kita untuk membuat pupuk organik ini. Dalam pembuatannya, kita juga bisa membuat pupuk organik tersebut dalam jumlah yang besar untuk dipakai di lahan pertanian. Bandingkan jika kita membeli pupuk kimia yang harganya makin mahal dan juga terkadang cukup langka di pasaran.
  1. Bahan Mudah Didapatkan
Bahan dari pupuk organik ini mudah didapatkan di sekitar kita. Kita bisa memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kita seperti kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan, atau sisa organisme. Bahan yang mudah didapatkan ini membuat kita bisa dengan mudah membuat pupuk organik secara mandiri.
  1. Lebih Sehat dan Aman
Bahan dari pupuk organik yang terdiri dari bahan-bahan alami bisa dibilang lebih ramah lingkungan. Bahan-bahan tersebut juga aman bagi tanaman yang kita tanam yang nantinya dikonsumsi oleh banyak orang. Sebagian orang memang memilih bahan pangan organik yang terbebas dari bahan kimia karena lebih sehat dan aman bagi tubuh. Pupuk kimia lebih banyak mengandung unsur-unsur kimia buatan yang ditakutkan malah memberi pengaruh buruk bagi tubuh.
  1. Unsur Mikroorganisme Lebih Banyak
Kandungan mikroorganisme di pupuk organik terbilang cukup banyak dibandingkan dengan pupuk buatan. Keberadaan mikroorganisme ini memang sangat diperlukan bagi tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
  1. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Produktivitas tanah yang diberi pupuk organik juga akan lebih baik dan juga akan berumur lebih panjang. Nutrisi organik dari pupuk alami ini meningkatkan keanekaragaman hayati tanah dengan menyediakan bahan organik serta nutrisi seperti mikrozoa.
  1. Meningkatkan Kesuburan Tanah
Penggunaan pupuk organik juga akan meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik berperan mencegah terjadinya pengikisan lapisan tanah yang merupakan lapisan yang mengandung banyak unsur Hara. Selain itu, pupuk organik juga dapat meningkatkan struktur tanah. Kelembaban tanah akan tetap terjaga jika menggunakan pupuk organik.
pupuk pemyubur organik
7.      Memelihara Unsur Hara
Unsur Hara sangat diperlukan untuk menyuburkan tanah sehingga tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Pupuk organik berguna untuk memobilisasi Hara untuk membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman. Suplai Hara yang kadang berlebihan juga bisa dikendalikan dengan pupuk organik ini.
Itu tadi beberapa kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk kimia memberikan banyak manfaat bagi tanaman yang kita tanam. Seperti yang sudah banyak diketahui, penggunaan bahan-bahan alami akan lebih aman jika dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia.
Dari banyak penelitian yang sudah dilakukan, pupuk organik sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian dari sisi kualitas maupun kuantitas. Menggunakan pupuk organik juga berguna untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian milik kita secara berkelanjutan. Dalam penggunaan jangka panjang, pupuk organik mampu mencegah dehidrasi lahan.
Dengan belajar membuat pupuk alami sendiri, kita bisa menekan biaya dalam usaha pertanian kita. Bahan-bahan yang mudah didapatkan dan beragam manfaat yang ditawarkan, membuat pupuk organik sangat cocok digunakan untuk tanaman atau tumbuhan yang kita tanam.

                                                Kelebihan Pupuk Kimia (Anorganik)
·         Respon cepat terlihat pada tanaman (unsur yang terkandung cepat terurai
sehingga lebih cepat terserap oleh tumbuhan)
·         Kadar unsur hara tinggi
·         Kandungan hara jelas, pemakaian bisa tepat.

              Kekurangan Pupuk Anorganik
·      Karena bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit mengurai, sehingga akan menumpuk menjadi residu yang dapat menyebabkan mikroba penting yang berfungsi untuk menghasilkan bahan organik di dalam tanah mati dan akan mengurangi kesuburan tanah.
·      Penggunaan pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi padat/mengeras (porositas tanah menurun) dan tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik, sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak optimal. juga akan mengakibatkan, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang.
·      Mengerasnya tanah pertanian juga berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada ahirnya menurunkan produktivitas tanaman.
·      Residu zat kimia yang tertinggal dalam hasil produksi yang terkonsumsi oleh manusia akan menumpuk di dalam tubuh dan mengganggu kesehatan manusia.
·      Dapat menurunkan pH tanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar