Selasa, 03 Mei 2016

Bahan Pakan Sumber Protein Pada Sapi



Tugas Makalah
MANAJEMEN PENGGEMUKAN

“Bahan Pakan Sumber Protein Pada Sapi “


OLEH :

GORISMAN MATUALESI
L1A1 13 009


KELAS A

KELOMPOK 1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam usaha peternakan yang dikelola secara intensif. Ketersediaan komponen penyusun pakan (terutama pakan konsentrat) yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, baik oleh manusia maupun ternak, menyebabkan Indonesia harus mengimpor bahan pakan dari negara lain. harga bahan pakan yang diproduksi di dalam negeri tidak terlalu jauh berbeda, sehingga pengusaha dan atau Bulog begitu mudahnya melakukan impor dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dengan jaminan kualitas dan kuantitas. Hal ini menyebabkan pengusaha pakan ternak dan mungkin juga pemerintah tidak terlalu memberikan perhatian dalam peningkatan produksi bahan pakan dalam negeri maupun meningkatkan penggunaan bahan pakan alternatif yang belum lazim digunakan. Bahan pakan lokal selalu dikaitkan dengan harga yang murah.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.
Pakan ternak, salah satu hal paling penting bagi para usahawan dan orang-orang yang bekerja di bidang peternakan. Pakan ternak sendiri merupakan makanan khusus untuk hewan ternak peliharaan kita seperti, ayam, sapi, kambing, ikan, dll. Bagi para usahawan ternak, pakan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hewan ternak kita, dengan komposisi pakan yang tepat tentunya akan membuat produksi peternakan kita jadi lebih baik dan maksimal hasilnya
Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan suatu bahan pakan, seperti jumlah ketersediaan, kandungan gizi, harga, kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat racun atau zat anti nutrisi serta perlu tidaknya bahan tersebut diolah sebelum dapat digunakan sebagai pakan ternak. Jumlah bahan yang tersedia di suatu daerah perlu diketahui untuk menentukan kelayakan ekonomi dalam penggunaan bahan tersebut. Informasi ini sangat perlu dalam perencanaan (formulasi pakan, volume produksi, dan biaya produksi) usaha peternakan. Dengan sentuhan teknologi akan sangat membantu mengoptimalkan pemanfaatan limbah pertanian dan produk samping industri pertanian sebagai sumber pakan alternatif.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dapat ditulis pada makalah ini adalah
a. Apakah pengertian dari bahan pakan sumber protein?
b. Bahan pakan apa saja yang mengandung sumber protein nabati serta batasannya?
c. Bahan pakan apa saja yang mengandung sumber protein hewani serta batasannya?

1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang dapat ditulis pada makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui pengertian dari bahan pakan sumber protein.
b. Untuk mengetahui bahan pakan yang mengandung sumber protein nabati serta batasanya.
c. Untuk mengetahui bahan pakan yang mengandung sumber protein hewani serta batasanya.

II PEMBAHASAN


2.1. Definisi Pakan Sumber Protein
Bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut bisa berasal dari hewan ( hewani ) dan tumbuhan ( nabati ). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet,tepung ikan, tepung udang, dan tepung daging. Protein sebagai zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno,1991).
Penggunaan protein pada bahan pakan akan membutuhkan biaya yang tinggi sehingga memerlukan beberapa pertimbangan dalam pemberiannya untuk pakan ternak ruminansia. Protein merupakan zat makanan yang kritis, terutama untuk ternak yang berumur muda, ternak yang tumbuh cepat, dan ternak dewasa sperti sapi perah yang sedang berproduksi tinggi. Penggunaan protein secara optimal harus tercakup dalam sistem pemberian makanan yang praktis karena sumber protein umumnya lebih mahal dibandingkan harga bahan pakan sumber energi, dan pemborosan pemakaiannya meningkatkan biaya produksi ternak.
Pakan ternak berkualitas harus mengandung protein dalam jumlah cukup karena protein memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan maupun perkembangan ternak sapi. Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai peran dan fungsi protein pada ternak sapi.
  • Protein berfungsi memperbaiki dan menggantikan sel tubuh rusak, terutama untuk sapi tua atau lanjut usia.
  • Protein berperan untuk membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama untuk pedet maupun sapi muda.
  • Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama untuk sapi-sapi dewasa produktif.
  • Protein akan diubah menjadi energi, terutama untuk sapi-sapi pekerja.
Sapi muda fase pertumbuhan membutuhkan asupan protein lebih tinggi daripada sapi-sapi dewasa. Protein merupakan zat yang tidak bisa dibentuk atau diproduksi dalam tubuh, sehingga untuk mencukupi kebutuhan protein, binatang ternak harus mendapatkan suplai protein dari makanan. Oleh karena itu, pemberian pakan ternak harus memiliki kandungan protein dalam jumlah cukup bagi petumbuhan dan perkembangan sapi.
Untuk memenuhi kebutuhan protein, peternak atau pembudidaya sapi harus menyertakan protein tersebut saat memberiakn pakan. Beberapa sumber protein untuk membantu menopang pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi diantaranya adalah:
  • Pakan hijauan, terutama memanfaatkan tumbuhan berasal dari famili leguminosae atau kacang-kacangan, seperti Centrosema pubescens, daun turi, lamtoro, daun kacang tanah, daun kacang panjang, daun kedelai, dll.
  • Makanan tambahan, terutama berfungsi sebagai makanan penguat, seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging, dll.
Perlu diketahui bahwa, pemenuhan kebutuhan protein berasal dari protein hewani memiliki kualitas lebih unggul dibanding dengan pemberian protein berasal dari protein nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial serta nilai gizi lebih kompleks. Bahan makanan yang memiliki kandungan protein bermutu tinggi adalah bahan makanan berkandungan protein mendekati susunan protein tubuh, misalnya protein hewani. Kelebihan lain dari protein hewani ialah protein tersebut lebih mudah diproses menjadi jaringan tubuh dengan resiko kerugian lebih kecil dibandingkan dengan protein nabati.
Kebutuhan protein pada hewan ternak ruminansia, seperti sapi, tidak begitu memerlukan kualitas protein bermutu tinggi karena di dalam rumen maupun usus banyak terjadi aktifitas penguraian oleh mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah untuk membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein berkandungan asam amino lengkap. Oleh karena itu, jika sapi peliharaan terpaksa hanya diberi pakan jerami, maka untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makan yang tidak terkandung pada jerami tersebut harus diberikan melalui pakan tambahan berkandunganprotein, lemak, dan karbohidrat tinggi. Selain itu, pakan ternak berupa jerami mengandung banyak serat kasar yang tidak mudah dicerna serta hanya sedikit sekali mengandung protein, lemak, dan karbohidrat.

2.2. Bahan Pakan yang Mengandung Sumber Protein Nabati Serta Batasannya
Beberapa bahan komersil sumber protein yang cukup penting dan merupakan protein tumbuhan ( nabati ) dan Protein asal hewani.
2.2.1. Bungkil Kelapa 
Bahan pakan ini merupakan hasil sisa pengolahan minyak kelapa. Daging kelapa yang dikeringkan sampai kandungan airnya dibawah 6% disebut kopra. Setelah kopra diambil minyaknya, maka bahan yang tersisa disebut bungkil kelapa. Tergantung dari cara pengambilan minyak, ada dua jenis bungkil kelapa. Yang pertama dihasilkan dari proses pengambilan minyak secara ekstraksi dengan zat pelarut, hasilnya disebut extracted coconut oil. 
Yang kedua dihasilkan dari proses pengambilan minyak secara ekstraksi dengan dipres, hasilnya disebut expeller coconut oil. Penyimpanan bungkil kelapa dalam suhu tinggi akan mempercepat proses ketengikan. Oleh karena itu harus diyakinkan bahwa bungkil kelapa yang akan digunakan dalam ransum ayam tidak dalam keadaan tengik, karena dapat menyebabkan diare. Bungkil kelapa dapat digunakan dalam ransum untuk ayam semua umur.

2.2.2. Kacang kedelai dan Bungkil Kedelai
Kacang kedelai utuh dapat juga digunakan sebagai bahan baku pakan ternak karena ketersediaannya di dalam negeri cukup memadai. Kecenderungan pasar dunia yang semakin membutuhkan bungkil kedelai telah menaikkan harganya, sehingga saat ini harga bungkil kedelai lebih mahal daripada kacang kedelai utuh.
Akhir-akhir ini telah ada suatu usaha untuk tetap mempertahankan kandungan minyak dalam biji kedelai. Kendala pemanfaatan kacang kedelai adalah kandungan racun alami yang terdapat di dalamnya. Racun alami tersebut berupa zat anti tripsin, yaitu zat yang dapat menghambat kerja enzim tripsin dalam menyintesis protein, sehingga akan menyebabkan pertumbuhan ayam terhambat. Meskipun demikian, racun tersebut dapat dihilangkan melalui proses pemanasan. 
Bahan ini mengandung protein sekitar 37 - 38%, sama dengan protein biji kedelai tetapi karena minyaknya tidak diambil, maka kandungan energinya lebih tinggi dari pada bungkil, yaitu sekitar 3300 – 3.510 kkal/kg; lemak 17,9%; serat kasar 5,7%. Karena bahan pakan sudah tidak lagi mengandung tripsin inhibitor maka pemakaian dalam ransum tidak terbatas. 
Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%, tetapi kandungan methionin rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%. Walaupun dalam penggunaannya sangat dominan, akan tetapi memiliki zat anti nutrisi yang ada pada Kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, oleh karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu.
            Selain mengandung protein, kedelai juga mengandung zat besi, kalsium, vitamin A dan vitamin B1. Protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi dari luar. Meskipun kadar minyaknya sekitar 18%, tetapi ternyata kadar lemak jenuhnya rendah dan bebas terhadap kolesterol serta rendah nilai kalorinya.
         Bungkil kedelai tergolong bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Kandungan nutrisinya 91% BK; 6,2% abu; 5,9% SK; 4,9% Lemak; 30% BETN; 44% PK .Bungkil kedelai yang baik biasanya berwarna krem dan teksturnya kasar. Bahan baku bungkil kedelai sering digunakan sebagai pakan ternak, karena disukai ternak unggas dan protein serta energinya sangat tinggi. Kadar asam amino essensial (lisin) sangat menonjol bila secara terpadu digunakan bersama bahan baku jagung. 
Bungkil Kedelai.jpg
2.2.3. Bungkil kacang tanah 
Bungkil kacang tanah mengandung asam amino methionin dan lisin yang rendah. Penggunaannya dalam pakan ayam tidak terbatas. Bungkil kacang tanah sangat mudah berjamur. Toxin yang sering terdapat dalam bungkil kacang tanah, yaitu aflatoxin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Toxin ini dapat menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan sehingga menurunkan laju pertumbuhan. Oleh karena itu bungkil kacang tanah yang berjamur sebaiknya tidak digunakan dalam pakan ayam. 
Kandungan energi metabolismenya sebesar 2.210 kkal/kg dan protein kasarnya 24 – 47%. Kendala pemakaian bahan baku ini adalah ketersediaannya mengandalkan impor. Selain itu, kandungan serat kasar yang cukup tinggi membatasi penggunaannya. Dua kendala ini masih ditambah lagi dengan sedikitnya kandungan asam amino esensial. Jika lokasi peternakan di dekat pabrik minyak kacang tanah, kendala ketersediaan dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah atau bungkilnya. Kelebihan bungkil kacang tanah ini adalah meningkatkan palatabilitas. Ternak unggas menyukai aroma bahan baku ini. 
Peanut-Meal.jpg




2.2.4. Bungkil Biji Karet
Tanaman karet merupakan tanaman asli brazil yang mempunyai nama latin Hevea Brasilienis. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukannya dapat terjadi dengan penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Pohon karet umumnya mulai berbunga pada umur sekitar tujuh tahun tetapi dapat dirangsang menjadi kurang dari lima tahun. Proses pemasakan buah berlangsung selama 5 – 6 bulan, sedangkan musim bijinya serlangsung sekitar 1,5 bulan. Berdasarkan proses pembuahannya biji karet dibedakan menjadi 3 golongan yaitu; biji legitim, biji prope legitim dan biji illegitim. (Cecep Haris Nurhidayat, 2009).
Biji karet mengandung protein dan energi metabolis yang tinggi sehingga penggunaan tepung biji karet dalam ransum bertujuan sebagai sumber energi dan sumber protein yang dapat diberikan pada unggas terutama ayam kampung. Berdasarkan kandungan gizinya, biji karet mengandung protein kasar 17,08 %, lemak kasar 25,23 %, serat kasar 17,58 % dan energi metabolis 2707,53 kkal/kg (Sutrisna,1997). Biji karet juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak dengan membuat tepung biji karet (Hevea brasiliensis Muel Arg).

2.2.5. Bungkil Biji Kapuk
Bungkil biji kapuk merupakan bahan pakan yang kurang disukai oleh ternak ruminansia, namun demikian konsumsinya tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan bungkil kedelai atau bungkil kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena bungkil biji kapuk tidak bisa berperan sebagai perangsang bau yang baik karena baunya tidak tajam. Selain itu rasanya yang hampir tidak terasa, disamping bentuk fisiknya agak keras dibandingkan dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Oleh karena itu untuk pemberiannya pada ternak ruminansia sebaiknya dikombinasikan dengan bahan lain yang lebih merangsang bau dan rasanya (Ariani, 1981).
Bungkil biji kapuk mengandung serat kasar yang tinggi sehingga jarang digunakan sebagai pakan ternak non ruminan-sia. Jika bungkil biji kapuk tersebut digunakan sebagai pakan ternak ruminansia hambatannya adalah palatabilitasnya rendah dan terdapatnya senyawa beracun asam lemak siklo propenoat. Kandungan zat racun dari bungkil biji kapuk sangat tergantung dari cara pengolahan biji kapuk menjadi minyak. Asam siklopropenoat dapat berakumulasi dalam jaringan lemak ternak dan akan terbawa sebagai makanan manusia. Berdasarkan hasil penelitian Ayuningsih (2007),

Bungkil biji Kapuk.jpg




2.3. Bahan Pakan yang Mengandung Sumber Protein Hewani Serta Batasannya
Beberapa bahan komersil sumber protein yang cukup penting dan merupakan protein hewan ( hewani ) berasal dari tepung ikan, tepung daging, tepung udang. Secara garis besar dijelaskan oleh Church (1984). 1. Memiliki kandungan kalsium dan pospor yang lebih tinggi, terutama yang mengandung tulang. 2. Memiliki kandungan vitamin B kompleks yang tinggi. 3. Kandungan asam amino, terutama methionine dan sistine cukup baik.
 2.3.1. Tepung Ikan
Potensi bahan pakan ini cukup besar, namun sampai saat ini belum banyak yang dimanfaatkan, terbukti hingga saat ini tepung ikan yang digunakan untuk penyusunan ransum ternak di Indonesia masih import, misalnya dari Brazil, Jepang dan Thailand. Kualitas tepung ikan dipengaruhi oleh materi (jenis dan bagian tubuh ikan), proses pengolahan (pengeringan atau penghilangan lemak), dan penyimpanan. Kadar air yang tinggi akan memudahkan proses pembusukan oleh mikroba, sedangkan kadar lemak yang tinggi akan mudah tengik dalam penyimpananya. Pada proses pengolahan ikan yang kaya lemak untuk dibuat tepung, biasanya harus dimasak misalnya dengan penguapan atau pengukusan, selanjutnya diperas untuk mengeluarkan lemanknya dan akhirnya digiling.

2.3.2. Tepung Daging
Produk bahan pakan ini terutama diperoleh dari tempat pemotongan ternak, dimana karkas dipotong-potong menurut cara setempat untuk dijual. Tepung daging memiliki kandungan protein dan zat makanan lainnya yang berbeda-beda karena prosesing dan materialnya. Penting untuk diperhatikan bahwa pada umunya tepung daging defisien triptopan, sehingga bahan pakan ini kurang baik jika dicampurkan dengan jagung, karena jagung juga defisien asam amino triptopan.

2.3.3. Tepung Udang
Bahan pakan ini masih jarang digunakan untuk ransum ternak, ketersediaanya masih sedikit. Produk ini sebagian besar terdiri dari kulit badan dan kepala. Kandungan protein kasar tepung udang adalah 47,95% . Beberapa bahan pakan lain yang dapat digunakan sebagai sumber protein hewan, diantaranya adalah tepung darah, produk dari susu, sisa usaha ternak unggas, dan protein sel tunggal.


Tabel 1. Kandungan Nutrisi Tepung Ikan.

2.3.3. Tepung Bulu
Bulu ayam mengandung protein kasar sekitar 80-91 % dari bahan kering (BK) melebihi kandungan protein kasar bungkil kedelai 42,5 % dan tepung ikan 66,2 % (Anonimus, 2003).
Namun, kandungan protein kasar yang tinggi tersebut tidak diikuti oleh nilai biologis yang tinggi. Tingkat kecernaan bahan kering dan bahan organik bulu ayam secara in vitro masing-masing hanya 5,8 % dan 0,7 %. Nilai kecernaan yang rendah disebabkan bulu ayam sebagian besar terdiri atas keratin yang digolongkan ke dalam protein serat. Keratin merupakan protein yang kaya asam amino bersulfur, dan sistin. Ikatan disulfida yang dibentuk di antara asam amino sistin menyebabkan protein bulu sulit dicerna, baik oleh mikroorganisme rumen maupun enzim proteolitik dalam saluran pencernaan pasca rumen. Keratin dapat dipecah melalui reaksi kimia dan enzim sehingga pada akhirnya dapat dicerna oleh tripsin dan pepsin di dalam saluran pencernaan. Oleh karenanya, bila bulu ayam akan dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber protein, sebaiknya perlu diolah terlebih dahulu untuk meningkatkan kecernaannya. Tepung Bulu Terolah/ Terhidrolisa sebagai bahan pakan harus melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu dan hasilnya inilah yang dinamakan tepung bulu terolah sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pakan asal hewan yang potensial untuk mengurangi harga ransum yang berasal dari pemanfaatan limbah.
Keunggulan penggunaan tepung bulu ayam untuk ternak ruminansia adalah tepung mengandung protein yang tahan terhadap perombakan oleh mikroorganisme rumen (rumenund egradable protein/RUP), tetapi mampu diurai secara enzimatis pada saluran pencernaan pasca rumen. Nilai RUP berkisar 53-88 %, sementara nilai kecernaan dalam rumen hanya 12-46 %. Penggunaan tepung bulu ayam sebagai bahan pakan sumber protein ternak ruminansia merupakan salah satu pilihan yang perlu mendapat pertimbangan. Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba rumen terutama bakteri selulolitik membutuhkan asam lemak rantai cabang(BCFA). Bakteri selulolitik menggunakan asam lemak rantai cabang sebagai kerangka karbon untuk sintesis protein tubuhnya. Asam lemak rantai cabang yakni isobutirat, isovalerat dan 2- metil butirat diperoleh dari protein pakan. Asam lemak rantai cabang ini adalah hasil deaminasi dan dekarboksilasi dari asam amino rantai cabang (BCAA) yakni leusin, isoleusin, dan valin. Bila kandungan asam amino rantai cabang pakan rendah maka asam lemak rantai cabang merupakan faktor pembatas pertumbuhan bakteri selulolitik.



III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditulis pada pembuatan makalah ini adalah
 Bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut bisa berasal dari hewan ( hewani ) dan tumbuhan (nabati). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet, tepung udang, dan tepung daging. Kacang kedelai yang sudah dihilangkan kulitnya, bungkil kacang kedelai hasil ekstrasi solvent sering kali digunakan sebagai bahan pakan. Proses penghilangan kulit menghasilkan kandungan protein tinggi dengan serat kasar yang rendah. tepung kacang kedelai mengandung protein kasar 33%, Tepung biji kapas mengandung protein kasar 41% (asfed), tetapi dapat juga ditemukan yang mengandung protein kasar44 dan 48%. Tepung biji kapas cukup disukai oleh ternak ruminan, tetapi unggas dan babi kurang menyukainya jemur), Kualitas tepung ikan dipengaruhi oleh materi (jenis dan bagian tubuh ikan), proses pengolahan (pengeringan atau penghilangan lemak), dan penyimpanan, Tepung daging memiliki kandungan protein dan zat makanan lainnya yang berbeda-beda karena prosesing dan materialnya, Bahan pakan ini masih jarang digunakan untuk ransum ternak, ketersediaanya masih sedikit. Produk ini sebagian besar terdiri dari kulit badan dan kepala. Kandungan protein kasar tepung udang adalah 47,95%.



1 komentar:

  1. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
    Kami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
    Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
    Asep 081281774186
    085793333234

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.
    Siap kirim ke seluruh kota di indonesia.
    Terimakasih

    BalasHapus